carnoky.com – Dalam langkah mengurangi emisi karbon serta ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM), Presiden Prabowo telah menyetujui kebijakan penggunaan BBM yang dicampur dengan etanol sebanyak 10 persen, atau dikenal sebagai E10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Etanol, yang merupakan senyawa organik berbentuk cair, telah dikenal sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Proses fermentasi dari bahan baku pertanian seperti jagung dan tebu menghasilkan bioetanol yang dapat menggantikan bensin, meningkatkan nilai oktan, serta efisiensi pembakaran.
Pencampuran etanol dan bensin diyakini dapat menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) dan polutan lainnya, menjadikannya solusi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. Saat ini, produk BBM Pertamax Green 95 yang diproduksi oleh Pertamina sudah mengandung lima persen etanol.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengembangan penggunaan E5 pada tahun 2020, dengan rencana meningkatkan ke E20 pada 2025. Sementara itu, kendaraan di Indonesia umumnya sudah mampu menggunakan campuran etanol hingga 20 persen, meskipun ketersediaan bahan baku etanol masih menjadi tantangan.
Di negara lain, seperti Amerika Serikat, kandungan etanol dalam BBM sudah mencapai 10 persen, dan Brasil telah menggunakan E25 pada sebagian besar kendaraannya. Kebijakan ini diharapkan dapat menghemat devisa hingga 40,7 miliar dolar AS selama periode 2020-2025, sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Leave a Reply